Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Pintu Itu Tertutup Setelah Kita Melewati Persimpangan yang Sama

Gambar
Ketika mengetahui bahwa Teater Pagupon membuka pintu selebar-lebarnya bagi mereka yang percaya pada kebebasan berkreasi, saya berikrar: kelak, akan mencoba jadi sutradara di sana. Setelah melewati beberapa etape, kesempatan itu datang. Apa yang dipilih dengan segala pertimbangan ternyata menghasilkan banyak konsekuensi, yang akhirnya tetap berujung pada satu hal: pementasan. Berkali-kali saya jatuh cinta pada berbagai naskah, akhirnya pilihan jatuh pada Pintu Tertutup -nya Sartre. Secara sederhana, Pintu Tertutup berkisah soal jalinan cinta segitiga antara Estelle, Garcin, dan Inez. Akan tetapi, jika melihat naskah tersebut melalui sudut pandang kepengarangan, kita akan melihat bagaimana pemikiran Sartre hadir di sana (saya pernah sedikit membahas ini di sini ). Dalam pada itu, kita tidak boleh melupakan bagaimana eksistensialisme hadir dalam Pintu Tertutup . Bagaimana masing-masing tokoh melakukan apa yang mereka inginkan, tentu dengan mempertanggungjawabkan seg