Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Merawat Kemanusiaan Bersama Dedes

Jika memang kerja teater adalah merawat kemanusiaan, Teater Pagupon menyuguhkannya dalam Dedes karya Catur Ari Wibowo (Ketjak) yang dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, semalam. Pementasan itu sekaligus merayakan produksi Teater Pagupon yang genap mencapai angka 100. Tak tanggung-tanggung, teman-teman dari Teater Pagupon menggandeng Reda Gaudiamo dan Payung Teduh untuk turut menyemarakkan perayaan tersebut. Menarik, mengingat Teater Pagupon sering mengandalkan unsur musik dan lagu dalam berbagai pementasannya. Dedes merupakan adaptasi bebas dari cerita karangan S. H. Mintardja yang berjudul Pelangi di Langit Singasari, begitu katanya. Secara garis besar, Dedes menceritakan tahap awal kehidupan tokoh Ken Dedes, jauh sebelum perseteruan antara Ken Arok dengan Tunggul Ametung – yang kelak melahirkan kerajaan Singasari dan menjadikan Ken Dedes sebagai tokoh agung dengan julukan ‘Ibu Raja-Raja Jawa’. Sebuah keberanian, saya kira, mengingat pengarang drama lainnya lebih memilih meny